Pukul 21:00! Saatnya bertemu Ryan! Aku menyudahi acara belajarku. Membereskan buku-buku untuk besok lalu bagai melesat aku duduk di meja komputer. Internet kuaktifkan dan....... klik, facebook terbuka!
Aku langsung melesat membuka facebook Ryan Pujangga. ”aku jatuh cinta padanya. Tambah dan dalam lagi.” lima menit yang lalu!
Dadaku berdebar bahagia. Sudah ada lima menit komen di sana yang meledeknya. Aku pun mengetik ’amien’. Klik!
Beberapa detik kemudian muncul notification. Pemberitahuan bahwa Ryan mengomentari statusnya. ’amien juga’. itu komen Ryan di bawah komen-ku.
Beberapa menit kemudian nampak dia online di chatroom. “sayang...!” dia menyertakan icon senyum.
“Hai!”
“Sudah belajarnya?”
“Sudah dong!” kusisipkan icon nyengir.
“Kamu pasti rindu aku!”
“Huuuu....”
”Yee... jangan bohong!” aku mengirim icon tertawa. Lali ku ketik, ”Yup, itu sebabnya aku harus belajar dulu tadi, sebelumnya tenggelam dalam rayuan facebook-mu!”
”yaa, aku Cuma bisa merayumu di facebook! Miss u...”
“Miss U Too..”
“Bayangkan aku ada di dekatmu, yaa...”
*
Dia Ryan, aku tak pernah mengenalnya secara nyata, kami berkenalan di bulan Desember tahun lalu di facebook. Sebenarnya aku lupa siapa yang meng-add lebih dulu. Yang aku ingat, dia tiba-tiba men-tag di note-nya yang sangat bagus lalu aku mengomentarinya dengan, ”tulisanmu bagus, sayangnya aku gak ngerti soal tulisan, puisi, apalagi sastra...” tak di sangka komen-ku mendapat sambutan, tapi lewat inbox! Ryan mengirimiku message! ”he.he gpp... aku juga sebenarnya gak ngerti banget soal tulisan... Cuma aku mau belajar. Ternyata menulis itu mengasyikan lho...!”
”oh ya?” aku membalas inboxnya dengan singkat.
”kamu suka baca? Biasanya orang yang suka baca, juga suka nulis,” balas Ryan di inbox di hari berikutnya.
”kamu yakin? Aku suka baca. Tapi sayangnya, aku nggak suka nulis, tepatnya sama sekali nggak bisa.”
”karena kamu belum mencoba. Coba deh! Tulis sesuatu yang ada di benakmu. Apa saja, dengan kalimat sederhana. Setelah satu kalimat lanjutkan dengan kalimat selanjutnya. Nggak perlu banyak-banyak untuk awalnya. Kalo bisa menulis 3-4 kalimat, itu sudah sangat bagus!”
Saat itu aku penasaran juga. Kuaktifkan chatroom-ku. Kulihat Ryan online. Baru saja aku ingin menyapanya ketika tiba-tiba dia muncul lebih dulu.
“hai” dengan icon tersenyum.
“hai juga…”
“kamu cantik ya???”
Haaa??? Aku ternganga membaca isi chat-nya. Apa dia mengejekku? Foto profilku kan gambar hamster!!! Beberapa saat aku tak membalas chat-nya.
”iya beneran,,, maaf ya. Aku buka album fotomu. Lucu!”
Ugh! Dia pasti melihat foto-fotoku yang sedang belepotan makan kue tart! Foto yang diambil saat ultahku tahun lalu yang habis de kerjai teman-teman!
”mmm,,,!!! Memang cantik!” balasku akhirnya, dengan icon cemberut.
”haha” lalu dia tiba-tiba off! Lenyap!
Aku jadi penasaran. Kubuka facebook Ryan Pujangga. Foto profilnya gambar John Kennedy! Sejas itu kami kerap bersahut-sahutan, saling mengomentari status. Ryan sering men-tag aku di note-note-nya. Tulisan Ryan bagus, menurutku, dan rasanya bukan Cuma menurutku karena komen-komen yang ku baca juga berpendapat yang sama. Kami juga sering chat. Bahkan hingga berjam-jam. Ryan lucu dan agak geblek!. Tapi cukup menyenangkan. Aku juga menelusuri infonya. Tinggal di Surabaya, masih SMU dan sebaya denganku (dan ternyata kami lahir di bulan yang sama)! Dibagian hobi, dia menulis begini : Merusak Buku, Pencuri Buku, Maniak Buku, Makanya Jangan Pernah Pinjemin Gue Buku!!!
”nanti rayain ultah bareng ya? karena kamu di Jakarta dan aku di Surabaya, kita ngerayain barengnya di facebook aja. Kita tulis status yang sama di wall masing-masing, dan kita saling memberi komen... hmmm...., yang membuka facebook kita pasti akan cepat menebak kita lagi pacaran!’
Katanya suatu kali di chat.
“pacaran?”
“kamu gak mau pacaran sama aku?”
”nggak banget!!!!!!!!” aku menyertakan icon melelet lidah.
Lalu aku bagai merasa kecanduan. Serasa penderita autis bila sudah berada di depan facebook-nya! Dia jadi menarik bagiku. Apalagi saat dia menulis begini di stastusnya “ternyata ada bidadari berkeliaran di facebook dan aku ingin menangkapnya” aku mungkin ge-er, tapi aku rasa dia menulis itu untuk aku!
“kamu pikir kupu-kupu?’ komenku ketika itu
“bidadari atau kupu-kupu, bagiku dia sangat indah. Biarkan aku menangkapnya!”
Ryan pandai sekali merangkai kata-kata. Aku mendapati diriku menjadi cewek kege-eran, bila berhadapan dengan facebook-nya! Padahal saat itu gak jelas apa atau siapa yang dia maksud. Tapi aku bersyukur kemudian kerena ternyata kege-eran ku tak salah, Ryan menembakku!! Haa...! dan sejak saat itu aku dan Ryan resmi berpacaran. Lalu kami tak Cuma bersahut-sahut di chat facebook, tapi juga di sms dan telepon.
*
Aku tak tahu, apakah kami memang pacaran beneran atau Cuma pacaran-pacaran ala facebook seperti yang kerap terjadi pada facebooker! Tapi, aku sangat menyukai ini.
Hubungan ”pacaran” kami berjalan manis dan tak terasa telah sepuluh bulan. Jadwal ”bertemu” kami adalah pukul sembilan malam, dimana kami telah usai dengan tugas-tugas sekolah. Kerapnya pertemuan kami di facebook membuat kami jadi lebih tahu satu sama lain. Saat aku sedih, BT, gembira dan meledek-ledek, aku mengadu pada Ryan. Begitu juga Ryan. Ternyata pacaran di facebook sama indahnya dengan dunia nyata.
”lo gila kali ya?” nunik pernah semaput mendengar ceritaku, ”memang banyak yang pacaran di facebook, tapi gak beneran...! Cuma main-main aja kale...”
”nggak gua mencintai Ryan...!”
”lo percaya dia? Bulshit banget deh! Iya, dia pacaran sama lo di facebook. Tapi, punya pacaran bener di dunia nyata”
“gue percaya dia” tegasku, “kami nggak Cuma chat di facebook. Aku bisa SMS dan telepon dia kapan pun. Artinya dia nggak menyembunyikan sesuatukan?”
”kalian nggak pernah ketemu!” Nunik ngotot.
”mana lo tau siapa dia yang sebenarnya… kecuali, kalau Ryan tinggal di di Jakarta. Dari facebook, kalian bisa copy darat, trus pacaran beneran,
Lhaa ini?? Ketemu aja nggak pernah! Pake percaya sama SMS dan telepon lagi… haduuuuh”
Masa bodoh dengan komentar Nunik! Aku sangat percaya Ryan.
Kini usai pacaran kami memasuki bulan sebelas! Dan hari ini ultahku. Pukul 00:00 Ryan sudah mengirimkan ucapannya di wall-ku, berikut serangkaian puisi cinta. Dia juga menulis di statusnya, “bungaku di Jakarta merekah, Wanginya melewati Jakarta-Surabaya! Aku bisa merasakan keindahan dan keharumannya,”
pukul 06:30 Ryan telepon, pamit ke sekolah dan mengingatkan agar aku hati-hati saat berangkat sekolah sambil melemparkan rayuan mautnya.
Pukul 13:30 Ryan bilang akan latihan futsal dan mungkin baru SMS aku sore-nya.
Pukul 17:00 Ryan telepon, laporan sudah di rumah dan kami sampai bercanda-canda.
“aku sayang kamu,,,, maaf ya, aku nggak ada di sisimu saat ultah. Tapi kamu harus tahu, doaku selalu bertabur untukmu”
“iya,,, makasih ya,,,,! Sebentar lagi kamu juga ultah. Kita ultah di bulan yang sama kan?”
”he.he iya, sampai ketemu nanti malam ya? Sayang.”
Saat Ryan menutup teleponnya, aku baru tau, Hari ini Ryan lebih banyak telepon dari pada SMS. Mmm.... mungkin karena ini ultahku, jadi dia merasa perlu untuk menelpon. Spesial banget! Aku segera membuka facebook. Kulihat status Ryan masih yang semalam, ”bungaku di Jakarta merekah. Wanginya melewati perbatasan Jakarta-Surabaya! Aku bisa merasakan keindahan dan keharumannya” barangkali ryan belum membuka facebook. Dia juga tak terlihat online. Sambil menunggu Ryan muncul, aku mengomentari status teman-teman.
Sudah sepuluh menit! Ryan belum muncul juga. Aku mengirim SMS, ”say,,, kok gak nongol? Km msh bljr?” sampai menit kesepuluh tak ada jawaban, aku menunggu. Berkeliaran mengobrak-abrik facebook teman-teman. Aku mulai resah saat aku sadar sudah pukul setengah sebelas! Ke mana Ryan? Aku menelponnya. Sampai nada sambung habis, tak ada jawaban. Akhirnya aku menulis di wall-nya, ”bungamu masih menebar wanginya, tapi tak ada yang datang malam ini”
*
Besok paginya aku segera mengirmi SMS merajuk pada Ryan. ”km kmn smlm? Tumben ga ol n gak bls sms ato tlp ku?”
Sampai aku tiba di sekolah, SMS-ku tak juga mendapat balasan. Benakku mulai merayap, menyambar-nyambar kecurigaan. Pantas saja kemarin Ryan spesial telepon aku terus, manis, mesra. Tahunya mau menghilang. Begini toh, caranya? Aku mulai jengkel. Tapi juga cemas sorenya aku menghubungi Ryan lagi. Ponselnya mati! Aku marah. Kuputuskan untuk tak SMS atau telepon Ryan lagi sampai cowok itu menghubungiku!
*
Sehari semalam tak ada kabar dari Ryan. Status facebook-nya pun belum berganti. Juga tak ada recent activity-nya. Sepi. Sapaan, ”Bungamu masih menebar wanginya, tapi tak ada yang datang malam ini” tak direspon. Juga message-ku di inbox facebook-nya Ryan. Ryan benar-benar bikin aku kecewa.
Malam ini aku terkejut saat membuka facebooknya. Dia sudah mengganti statusnya, ”selamat malam dunia”
Dua puluh menit yang lalu! Hah? Dia buka facebook sebelum jam sembilan tadi? Mataku bergerak mencarinya di chatroom. Dia tak sedang online. Mmmmh mungkin saja dia masih membuka facebook tapi chat-nya di off-kan! Segera aku komen stastusnya, “selamat malam kumbang yang akhirnya menghilang. Ke mana saja? Inikah caramu pergi?”
Sampai satu jam kemudian tak ada komen balik darinya! Ponselnya mati! Hatiku sangat sakit...!
*
Setiap malam aku membuka facebook Ryan. Statusnya masih yang ”selamat malam dunia”. Entah ada apa dengannya. Aku kecewa pada Ryan. Aku benci dia! Benar kata Nunik. Aku tak tahu apa-apa tentang Ryan!
*
Ini ultah Ryan. Aku ingat janjinya untuk menulis status yang sama di facebook masing-masing. Ah... aku benci dia! Sangat sakit rasanya. Nyeri di dadaku mengingat saat-saat manis bersama Ryan. Aku tengah upaya menyembuhkan kecewaku hingga tak menyentuh facebook. Sampai 3 minggu kemudian... akhirnya aku harus membuka facebook untuk mengambil salah satu foto profilku. Aku ingin mem-print-nya dan kucetak besar di kamarku. Aku melihat notification, Ryan Punjangga mengomentari stastusnya, tertanggal 3 minggu lalu. Tentunya status Ryan yang aku komentari hingga muncul notification seperti ini kan?
Aku klik notification itu. Muncul status Ryan yang ”selamat malam dunia” Lalu di bawahnya ada komenku yang “selamat malam kumbang yang akhirnya menghilang. Ke mana saja? Inikah caramu pergi?” dan di bawah komenku itu Ryan menulis ”Buka inbox sayang...”
Aku kaget. Tergesah membuka inbox-ku, ada message ryan di sana.
”sayang.... maafin aku. Aku gak ngabarin apa-apa kamu beberapa hari kemarin. Aku gak kuat, aku gak sanggup...! tetaplah menjadi bunga yang mekar dan mewangi... aku sayang kamu. Maaf ya, aku harus pergi.. Jaga dirimu baik-baik... Miss U.”
Hah? Dia hanya menulis ini di inbox? Buat apa? Dasar cowok pengecut, sial! Aku benci dia! Aku ingin mengacak-acak facebooknyadan menulis besar-besar di wallnya, bahwa dia cowok brengsek!
Aku segera membuka profil Ryan Pujangga. Status yang tadi bergerak menghilang, kini terpasang di depanku wall Ryan. Baru saja aku ingin memakinya di wall itu, ketika aku menyadari banyak postingan dari teman-temannya. Hey... apa ini? Wall Ryan penuh dengan ucapan.....
”selamat jalan, Ryan... kamu sahabat yang baik”.
”Ryan ... doa kami menyertaimu”
”Ryan... suatu saat nanti, kami juga pasti menyusulmu. Hanya memang inilah saatnya kau pergi lebih dulu”
Mataku berkaca-kaca... dadaku berdegup kencang... aku terus menelusuri postingan satu-satu.
”Ryan... semoga engkau di terima di sisinya”
Dadaku semakin sesak. Semua berkata bagai cuplikan-cuplikan kenangan. Apa yang terjadi? Tanganku gemetar. Tergesa-gesa aku meraih ponsel dan menghubungi nomor Ryan. Percuma. Bagai tiga minggu lalu, ponselnya tidak aktif...!
*
”dia menderita kanker hati. Selama ini dia lebih sering menghabiskan hari-harinya di kamarnya, rumah sakit, atau jika kondisi baik, dia masih bisa jalan-jalan di perkarangan rumahnya” tulis alif di chat.
Alif, salah satu nama itu adalah yang menulis postingan ucapan berduka di wall Ryan dan sengaja ku-add. Aku ingin mendapat keterangan tentang Ryan dari salah satu temannya, beruntung Alif segera menerima permintaan pertemanan ku.
“tiga bulan sebelum dia pergi, Ryan udah gak sekolah lagi. Terlalu lemah badannya... Ryan”Dia...? Dia gak sekolah?” teman yang baik, menyenangkan, selalu juara keras. Kami sudah kehilangan Sejak dia sering sakit dan akhirnya gak bisa sekolah sama sekali,,,,”
“tapi…? Tapi…?” ah, aku maíz ingat Ryan selalu pamit untuk berangkat sekolah , main futsal...”
“dia depresi dengan sakitnya. Dia kecewa dan selalu berkhayal maíz sesehat dulu. Dia mengisi hari-harinya di depan laptop, yang selalu di dekap di kasur. Dia menulis apa saja,,,, dia ingin jadi penulis. Selama itu, dia hanya berkomunikasi lewat facebook dengan teman-temannya”
Aku bagai merasakan tubuhku lemah, tak bertulang... T_________________________________________T
*
Ini desember Ryan... di mana dulu kita bertemu... di mana kini kau benar-benar tinggalkan aku... aku benci kau meninggalkanku dengan cara ini. Biar kupenuhi wall facebookmu dengan isi hatiku...
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar